Perkembangan ilmu biologi molekuler memang sangat pesat, dan masalah kloning pun bukan lagi menjadi sesuatu yang sulit. Kloning, pengertian sederhananya adalah cangkok. Jadi sebenarnya teknologi cloning untuk mendapatkan bitbit baru telah dapat dilakukan manusia sejak lama. Bahkan di kampung-kampungpun juga sudah pernah dilakukan, yaitu ketika orang membuat kombinasi tanaman singkong (penggabungan dua tanaman yang beda sifatnya untuk mendapatkan sifat-sifat yang baik di antara keduanya). Adapun kloning yang saat ini dikembangkan dalam bidang bioteknologi modern adalah pencangkokan atau penggabungan dua atau beberapa untai DNA atau bisa juga pemindahan satu set kromosom beserta inti sel ke sel yang lain. Yang terakhir ini banyak diaplikasikan untuk reproduksi dan selanjutnya disebut cloning reproduksi
Kloning domba atau binatang lainnya termasuk manusia termasuk jenis cloning reproduksi. Proses yang umum terjadi pada reproduksi seksual binatang termasuk manusia adalah diawali oleh masuknya sperma ke dalam sel telur sehingga menyebabkan jumlah kromosom jadi diploid (dua set kromosom, yang masing-masing berasal dari sel sperma dan sel telur yang merupakan sel germinal yang hanya mengandung kromosom haploid). Setelah itu sel telur yang kemasukan sperma itu selanjutnya akan terpacu untuk membelah menjadi 2, 4, 8 dst..Proses ini dapat dilakukan secara in vitro (diluar tubuh), sebagaimana yang dilakukan pada bayi tabung.
Kloning domba (Doly) dan cloning reproduksi pada umumnya , prosesnya agak berbeda, meskipun sebenarnya esensinya sama. Dalam hal ini DNA (kromosom) dalam inti yang dimasukkan ke dalam sel telur bukan berasal dari sperma melainkan diambil dari sel somatis (sel yang memiliki kromosom diploid). Nah karena DNA kromosom (perlu disebutkan sebagai DNA kromosom supaya tidak rancu dengan DNA mitokondria) tersebut sudah diploid maka sebelum sel telur dimasuki dengan DNA tersebut, DNA kromosomnya sendiri yang haploid dan berada di dalam inti sel mesti diambil dulu dengan cara mengeluarkan inti sel. Dengan demikian saat dimasuki DNA dari luar itu (inti sel yang baru yg mengandung kromosom diploid), sel telur sudah tidak memiliki inti tapi konstituen selnya masih utuh. Setelah sel telur dimasuki inti sel yang mengandung DNA kromosom diploid, maka ia mampu membelah diri menjadi 2, 4, 8 dst sebagaimana bila ia dibuahi oleh sperma. Proses ini tentu dilakukan secara in vitro. Pada tahap perkembangan tertentu proses tersebut kemudian dihentikan sehingga akan didapat beberapa sel yang boleh dikatakan kembar.
Proses selanjutnya untuk menjadi janin tidak berbeda dengan proses normal. Pertama-tama, sel telur yang telah dibuahi tersebut dan telah berkembang menjadi beberap sel (yang dinamakan blastozyst) mesti dapat menempel (melekat) pada dinding rahim. Proses perlekatan ini diatur secara hormonal. Dalam hal ini beberapa gen dipacu untuk mengekspresikan protein yang dapat mendorong proses perlekatan tersebut (misalnya Cox II, prostacyclin sintetase, PPAR delta). Tentu dapat dengan mudah dipahami bahwa proses perlekatan itu diperlukan sehingga embryo tersebut dapat memperoleh makanan dari induknya. Selanjutnya, sel-sel balstozyst akan membelah dan berdifferensiasi dengan cepat sambil terus mendapat suplai makanan dari inang. Sementara itu pada tahap tertentu, sel-sel dinding rahim tempat perlekatan tersebut terpacu untuk membentuk pembuluh-pembuluh darah baru (vaskularogenesis /angiogenesis) serta sebagian berubah sifat menjadi sel-sel baru untuk menunjang perkembangan janin. Selanjutnya janin akan berkembang (berdefensiasi menjadi daging, tulang, syaraf dll) di bawah kontrol sel-sel signaling yang sedemikian rupa sempurnanya (bandingkan dengan Al Mu`minun: 12 – 15)…
Kalau melihat proses perkembangan janin tersbut (entah kloning entah tidak), maka terdapat 3 unsur yang mutlak diperlukan, yakni: 1) DNA kromosom yang diploid yang berada dalam inti sel, 2) Sel telur dan 3) Rahim. DNA kromosom merupakan bahan genetik yang nenentukan sifat-sifat fenotipnya, sel telur diperlukan untuk penyediaan kebutuhan utama dalam perkembangan primordial (tak dapat digantikan dengan sel lain) dan rahim diperlukan untuk perkembangan lanjut.
Unsur 2 dan 3 sudah pasti dari ibu, sedang unsur 1 normalnya, separo berasal ayah dan separo dari ibu. Nah, kalau dibuat perbandingan maka unsur ayah hanya satu dan unsur ibu ada tiga, jadi satu banding tiga (1:3),..Unsur-unsur itu terus berkembang dan menyusun tubuh kita..Kita berhutang 3 pada ibu dan satu pada ayah… maka berbaktilah pada ibumu, ibumu, ibumu (3X) dan ayahmu (1X)….
Semoga bermanfaat..
Wassalam,
Edy Meiyanto