Sel penyusun tubuh kita memang banyak memberikan pelajaran kehidupan pada kita. Salah satu pelajaran yang sangat penting adalah soal management kesalahan. Kesalahan ternyata tidak hanya terjadi pada kita selaku manusia (yang setiap hari melakukan kegiatan sebagai tanda bahwa kita memang hidup), tetapi juga terjadi pada aktivitas seluler. Bedanya, kita tidak secara otomatis mampu mengatasi dan menangani kesalahan itu secara tepat; sebaliknya sel-sel kita ternyata memiliki system management yang akurat dalam mengatasi kesalahan.
Ada 3 peristiwa fisiologi penting yang dialami sel-sel kita pada umumnya, yakni proliferasi melalui program pembelahan sel, differensiasi untuk membentuk berbagai jenis sel dengan kekhususan fungsi, dan apoptosis (kematian sel) untuk mengeliminasi sel-sel yang sudah tidak diperlukan eksistensinya. Namun hampir semua sel-sel yang menyusun tubuh kita dalam keadaan “diam” (Quiescent), tidak membelah, tidak berdifferensiasi, ataupun apoptosis, namun tetap melakukan kegiatan biokimiawi untuk kelangsungan hidupnya. Sebagian dari sel-sel kita mengalami differensiasi, misalnya sel-sel sumsum tulang yang berdifferensiasi menjadi sel-sel darah. Sebagian yang lain melakukan pembelahan terus menerus, misalnya sel-sel akar rambut dan akar kuku, serta sel-sel epitel usus juga sel-sel sumsum tulang.
Dalam keadaan normal, peristiwa fisiologi tersebut berjalan secara teratur dan terkontrol untuk menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya, sel-sel sumsum tulang berproliferasi dan berdifferensiasi sesuai dengan kebutuhannya, tidak kekurangan dan tidak berlebihan dalam memasok kebutuhan jumlah dan jenis sel darah. Sel-sel akar rambut dan akar kuku juga membelah dengan kecepatan yang seimbang dengan ritme kehidupan kita dan serasi antara satu dengan yang lainnya. Bayangkan seandainya sel-sel akar rambut alis kita memiliki kecepatan 20 x lipat dengan rambut kepala…gimana jadinya kita? Atau, seandainya sel-sel gigi kita membelah terus tanpa henti seperti kuku?? Wah..tentu kita akan sangat repot memotong gigi setiap bulan??!! Atau sebaliknya, seandainya sel-sel kuku kita berhenti membelah seperti gigi?? Tentu semua gadis akan pakai kaos tangan karena tidak ada ujung jari yg utuh…
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan??”
Sebagaimana sebuah proses, peristiwa fisiologi tersebut juga berpeluang terjadi kesalahan. Coba kita bayangkan..Dalam pembelahan sel, salah satu peristiwa yang penting adalah sintesis DNA. DNA adalah suatu polimer dengan monomernya (building block) berupa senyawa nukleotida yang jumlahnya puluhan milyar!! Monomer sejumlah itu harus disusun dengan urutan dan pasngan yang tepat; tidak boleh salah!! Berapa waktu yang diperlukan? Hanya sekitar 5-10 jam!! Bandingkan dengan manusia yang harus menata bata untuk membangun sebuah gedung…Berapa waktu yang diperlukan untuk menata 10.000 bata? Mampukan kita menata dalam waktu 1 minggu?? Dari sini kita menyaksiakn bahwa ternyata efisiensi sel kita nilainya ribuan kali lipat dari pekerjaan yg dilakukan manusia!! (mungkin kita kebanyakan mainan internet ya …)..
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan??”
Menyusun pasangan dan urutan sejumlah milyaran unit pasti berpeluang terjadi kesalahan. Kesalahan random pasti bisa terjadi, misalnya terjadi salah pasang. Kesalahan itu tentu juga tidak sedikit, namun kesalahan itu harus diatasi dan tidak mengganggu waktu pembelahan secara keseluruhan. Untuk itu ternyata sel-sel kita telah memiliki system, tidak hanya untuk membetulkan kesalahan tetapi juga untuk mendeteksi adanya kesalahan secara akurat. Setiap kesalahan sekecil apapun akan dapat terdeteksi oleh system sel dan melakukan penjagaan sistemik melalui ekspresi protein-protein tertentu dan segera melakukan perbaikan; tidak ditunda-tunda!!
Kontrol juga dilakukan terhadap proses differensiasi yang rumit dan dilakukan dalam system yang rumit pula yang melibatkan ribuan jenis protein (jumlahnya bisa milyaran). Sistem kontrol inipun juga berpeluang terjadi kesalahan. Kesalahan sedikit biasanya dapat diatasi oleh system itu sendiri sehingga tetap normal sehingga tidak mengganggu tubuh secara keseluruhan. Namun bagaimana jika kesalahan itu berjumlah banyak yang sulit diatasi? Apakah keadaan semacam ini bisa terjadi? Ya, bisa terjadi; karena sel-sel kita sangat aktif dan berikteraksi dengan lingkungan yang mengancam keberadaannya (misalnya udara kotor, makanan tidak sehat dll.). Di samping itu sel-sel kita juga semakin menua. Dalam keadaan demikian maka sel akan memutuskan untuk mati melalui program yang disebut apoptosis supaya tidak mengganggu sel-sel normal yang masih ada. Apoptosis adalah kematian sel yang tidak menimbulkan rasa sakit karena sel-sel akan dicerna dan diabsorpsi oleh sel lain terintegrasi dalam “jiwa” sel yag baru…
Belajar dari sel: Peluang melakukan kesalahan secara alamiah adalah keniscayaan, baik kesalah random maupun sistemik. Sel-sel tubuh mengajarkan pada kita untuk membuka kesadaran dengan mengakuinya secara ikhlas dan secepatnya untuk melakukan koreksi. Terhadap kesalahan sistemik yang sangat kompleks, sel kita memberi contoh untuk membersihkan diri secara total dengan taubatan nasuha (apoptosis=menghapus kesalahan dan mengganti dengan yang baru)…
“dan apabila mereka melakukan perbuatan keji dan menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada Allah dan memohon ampun atas perbuatnnya itu..dan tidak akan mengulanginya lagi …” (QS 3 : 135)
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kamu dustakan??”
Wallahu a’lam bishowab
Edy Meiyanto