Leunca, Pahit Tidak Selalu Buruk
oleh Aulia Putri Fatima Zahra, Adam Hermawan
Dalam kehidupan kata “pahit” selalu didefinisikan dengan sesuatu yang buruk. Dari rasa makanan yang pahit diartikan kalau makanan tersebut tidak enak untuk dikonsumsi, lalu pengalaman pahit berarti pengalaman buruk yang diharapkan tidak akan terulang kembali. Intinya semua hal yang pahit pasti berbau negatif.
Tetapi tidak untuk tumbuhan satu ini, Leunca. Leunca dikenal dengan rasa buahnya yang pahit. Leunca sendiri, atau tumbuhan Bernama latin Solanum nigrum L. ini merupakan salah satu tumbuhan dari famili Solanaceae yaitu keluarga terong-terongan. Tumbuhan ini berasal dari daerah Amerika Utara, dan menyebar di berbagai kawasan Asia, Afrika Selatan dan beberapa negara di benua Eropa. Saat ini tumbuhan ini banyak ditanam bahkan dibudidayakan oleh petani lokal yakni di daerah Pulau Jawa khususnya Jawa Barat, Sumatera, serta di daerah Indonesia bagian timur.
Gambar 1. Buah Leunca
Solanum Nigrum
Kingdom: Plantae
Division: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Superorder: Asteranae
Order: Solanales
Family: Solanaceae
Genus: Solanum L.
Species: Solanum nigrum L.
Yuk, Mengenal Lebih Jauh Tentang Leunca!
Leunca sendiri ternyata memiliki banyak nama lho. Di Jawa sendiri tumbuhan hijau kecil ini sering disebut dengan nama Ranti. Berbeda dengan masyarakat Ternate dan Indonesia bagian timur, mereka biasanya menyebut leunca dengan nama Bobose. Di beberapa negara di Eropa leunca dikenal dengan nama Black Nightshade karena tumbuhan ini akan berubah menjadi kehitaman jika sudah matang atau tua. Ada juga nama-nama lainnya seperti Long Kui (China), Kama-kamatisan (Tagalog, Filipina), dan Ranti (Malaysia).
Hal menarik lainnya dari leunca adalah warna buahnya yang dapat berubah sepanjang hidupnya seperti sulap. Ketika masih muda, buahnya akan berwarna hijau atau hijau pucat. Sedangkan ketika buah leunca sudah tua perlahan-lahan warna buahnya akan berganti dari hijau pucat menjadi warna hitam. Leunca sendiri memiliki bunga berwarna putih serta daun yang lonjong membentuk sirip ikan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan tumbuhan ini dengan dikonsumsi bagian daun atau buahnya. Daun leunca biasanya akan diolah menjadi sayuran rebus atau di tumis. Sedangkan buahnya akan diolah menjadi sambal ataupun lalapan. Rasa dari buah leunca sendiri cenderung pahit dan segar. Rasa pahitnya tidak menusuk lidah sehingga banyak dikonsumsi masyarakat sebagai lalapan.
Ternyata rasa pahit di dalam buah leunca bukanlah hal yang buruk, sehingga kita tidak perlu menghindarinya. Rasa pahit buah ini berasal dari salah satu senyawa metabolit sekunder berupa saponin dan tanin. Selain kedua senyawa tersebut, senyawa lain yang terkandung dalam buah leunca yaitu vitamin, solanine, solasodine (0,65%), chaconine, solamargine yang tentunya bermanfaat bagi tubuh kita.Terdapat pula senyawa-senyawa antioksidan yang diketahui dengan menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography) pada ekstrak cair buah leunca. Dari hasil tersebut didapati beberapa senyawa seperti asam galat (2.90%), PCA (1.98%), katekin (2.53%), asam kafeat (1.99%), epikatekin (0.39%), rutin (0.84%), dan naringenin (5.11%). Senyawa tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai antidiare, antibakteri, antioksidan yang tinggi, serta antikanker juga lho.
Antikanker Pada Buah Leunca
Buah kecil hijau ini ternyata memiliki senyawa yang bisa menjadi potensi untuk antikanker. Senyawa tersebut yaitu solanine, solasodine, dan solamargine yang merupakan senyawa golongan steroid glikoalkaloid yang banyak ditemui pada famili Solanaceae. Menurut beberapa penelitian, solamargine merupakan senyawa utama pada leunca yang berperan aktif untuk aktivitas antikanker dikarenakan memiliki aktivitas sitotoksik pada beberapa cancer cell lines, terutama pada T47D dan MDA-MB-231 pada sel kanker payudara. Selain itu, solamargine juga menginduksi kematian sel terprogram serta apoptosis melalui mitochondrial pathway.
Solanine dan solasodine juga ditemukan banyak dalam suatu ekstrak buah leunca. Penelitian menyebutkan bahwa ekstrak buah leunca yang mengandung kedua senyawa tersebut memiliki aktivitas sitotoksik dalam melawan sel MCF-7 pada kanker payudara. Selain pada sel kanker payudara, senyawa tersebut juga sitotoksik pada WiDr sel kolon manusia.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari mengonsumsi buah leunca yang punya rasa pahit ini. Tetapi masih banyak orang yang awam tentang khasiat dari buah satu ini, sehingga menyebabkan konsumsi atau penggunaannya belum maksimal. Ditambah, tumbuhan leunca tidak tersebar merata di seluruh daerah Indonesia. Diharapkan inovasi-inovasi kuliner ataupun penelitian bisa mengangkat tumbuhan ini sehingga orang-orang mengetahui keberadaan tumbuhan kecil bermanfaat ini.
Dari buah leunca sendiri, kita bisa mengambil pelajaran bahwa hal-hal pahit itu tidak selalu buruk. Bahkan, hal pahit tersebut justru sangat menguntungkan kita. Sehingga jika suatu saat nanti kita bertemu dengan hal pahit, baik itu rasa, perilaku, maupun pengalaman tidak perlu dihindari justru harus dihadapi karena kita tidak tahu apa yang ada di balik kata “pahit” tersebut.
Referensi
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 01 Januari 2023.
Anindyajati, Sarmoko, Putri, D.D.P. dan Meiyanto, E. 2010. Combination of Solanum nigrum L. Herb Ethanolic Extract and Doxorubicin Performs Synergism on T47D Breast Cancer Cells. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 1(2): 78-84.
Churiyah, C., Ningsih, S. dan Firdayani, F. 2020. The Cytotoxic, Apoptotic Induction, and Cell Cycle Arrest Activities of Solanum nigrum L. Ethanolic Extract on MCF-7 Human Breast Cancer Cell. Asian Pac J Cancer Prev, 21(12):3735-3741.
Integrated Taxonomic Information System [ITIS]. 2011. Taxonomic Hierarchy : Solanum nigrum L. https://www.itis.gov. Accessed on 09 March 2023.
Lin, H., Tseng, H., Wang, C., Chyau, C., Liao, K., Peng, P. dan Chou, F. 2007. Induction of Autophagy and Apoptosis by the Extract of Solanum nigrum Linn in HepG2 Cells. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 55(9):3620-3628.
Maruti, A.A., Augusta, I.F., Putri, D.D.P., Hermawan, A. dan Ikawati, M. 2011. The Cytotoxic Activity of Solanum Nigrum Ethanolic Extract on Widr Human Colon Cancer Cells. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 2(3):291-294.
Putri, D.D.P., Rivanti, E., Istiaji, R.P. dan Meiyanto, E. 2021. Solanum nigrum Ethanolic Extract (SNE) Increases Cytotoxic Activity of Doxorubicin on MCF-7 Cell. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 1(2):78-84.
Putriantari, M. dan Santosa, E. 2014. Pertumbuhan dan Kadar Alkaloid Tanaman Leunca pada Beberapa Dosis Nitrogen. Jurnal Horticulture Indonesia, 5(3):175-182.