Mekanisme aksi curcumin sudah diteliti secara dalam sampai level molekuler. Diketahui bahwa curcumin mengganggu aktivasi transkripsional dari beberapa faktor transkripsi yaitu NF-kB dan AP-1. Hasilnya adalah regulasi negatif (penghambatan) dari regulator pada siklus sel dan onkogen seperti c-Myc, cyclin D1, Bcl-2 dan Bcl-XL. COX-2 juga mengalami overekspresi pada kanker kolon melalui transaktivasi NFkB atau AP-1. Oleh curcumin, proses transaktivasi ini juga ditekan.
Curcumin menginduksi cell cycle arrest pada Go/G1 atau G2/M melalui upregulasi CDKI seperti p21 dan p27, juga mendownregulasi Cdc2 (Cdk1) dan cyclin B1. Curcumin beraksi pada penghambatan aktivitas tirosin kinase dan menurunkan HER-2/ErbB-2 sehingga signaling growth factor diblok.
Penemuan terkini, curcumin mengakibatkan pemotongan β-catenin, hasilnya adalah apoptosis pada sel kanker kolon. Hilangnya fungsi dari APC tumor supressor gene karena adanya mutasi, mengakibatkan penghambatan degradasi β-catenin. Akibatnya, terjadi akumulasi β-catenin di sitosol dan terjadi transaktivasi onkogen termasuk c-Myc dan cyclin D1.
Hilangnya fungsi gen APC pada kanker kolon membawa dampak pada akumulasi β-catenin, lebih lanjut hal ini dipertimbangkan sebagai inisiasi pada proses karsionogenensis kanker kolorektal. Hal ini menjadikan kemampuan curcumin bertarget pada degradasi β-catenin menjadi dasar efek kemoprevensi curcumin pada kanker kolorektal.
Referensi
Hisatsugu Ohori, H, Yamakoshi H, Tomizawa M, Shibuya M, Kakudo Y, Takahashi A, Takahashi, Suzuki K, Ishioka C, Iwabuchi Y, Shibata H, Synthesis and biological analysis of new curcumin analogues bearing an enhanced potential for the medicinal treatment of cancer [link]