Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh. Apoptosis merupakan mekanisme homeostatis sel untuk memelihara populasi sel dalam jaringan tubuh dan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Ada 2 jalur apoptosis yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik. Jalur ekstrinsik melibatkan Fas, sedangkan jalur intrinsik melibatkan sitokrom c yang dirilis dari mitokondria.
Journal Club
Christian Desaintes, Sylvain Goyat, Serge Garbay, Moshe Yaniv and Françoise Thierry
Oncogene (1999) 18, 4538-4545
Direview oleh: Endah Puspitasari
Infeksi pappilomavirus, suatu adenovirus, sering diasosiasikan dengan lesi pada epitel kulit maupun jaringan lunak. Pappilomavirus yang menginfeksi leher rahim dikaitkan dengan kanker leher rahim. Protein E1, E2, E6 dan E7 adalah protein-protein yang penting pada pappilomavirus (lihat Gambar 1).
Oleh: Sarmoko (Mahasiswa S2 Ilmu Farmasi UGM)
Chronic myelogenous leukemia (CML) merupakan penyakit sel punca hematopoietic dengan hasilnya adalah hiperproliferasi sel darah putih. CML diasosiakan dengan adanya abnormalitas genetik yang dikenal dengan nama kromosom Philadelphia. Fusi dari bagian kromosom 9 yang mengandung gene Abl dengan bagian kromosom 22 yang mengandung gen Bcr, menghasilkan Bcr-Abl, suatu onkogen yang memicu ekspresi Bcr-Abl. Bcr-Abl merupakan bentuk aktif secara konstitutif dari Ableson (Abl) tirosin kinase dan memicu pertumbuhan sel darah putih yang tidak terkontrol. Kromosom ini ditemukan lebih dari 95% pasien CML, membuat Bcr-Abl dijadikan target yang baik sekali pada penemuan obat terhadap tipe kanker ini.
Penulis : Hannah Farmer, Nuala McCabe, Christopher J. Lord, Andrew N. J. Tutt, Damian A. Johnson, Tobias B. Richardson, Manuela Santarosa, Krystyna J. Dillon, Ian Hickson,
Charlotte Knights, Niall M. B. Martin, Stephen P. Jackson, Graeme C. M. Smith & Alan Ashworth
Diambil dari NATURE |VOL 434 | 14 APRIL 2005 | www.nature.com/nature
Direview oleh Adam Hermawan
Reviewed by: Nunuk Aries Nurulita, Doctoral Student, Pharmaceutical Science, Universitas Gadjah Mada
Kaempferol, 3, 4′, 5, 7-tetra hydroxyflavon, suatu flavonoid golongan flavon, yang telah banyak diteliti memiliki potensi antioksidan dan proteksi selular. Senyawa ini juga telah banyak diteliti memiliki efek antiproliferatif pada berbagai type sel kanker antara lain; kanker paru, leukemia, esophangial, prostat, mulut, dan kanker kolon. Pada penelitian ini akan dieksplorasi mengenai potensi kaempferol sebagai antikanker pada osteosarkoma (sel kanker tulang).