Sel penyusun tubuh kita memang banyak memberikan pelajaran kehidupan pada kita. Salah satu pelajaran yang sangat penting adalah soal management kesalahan. Kesalahan ternyata tidak hanya terjadi pada kita selaku manusia (yang setiap hari melakukan kegiatan sebagai tanda bahwa kita memang hidup), tetapi juga terjadi pada aktivitas seluler. Bedanya, kita tidak secara otomatis mampu mengatasi dan menangani kesalahan itu secara tepat; sebaliknya sel-sel kita ternyata memiliki system management yang akurat dalam mengatasi kesalahan.
“Merokok dapat menyebabkan kanker …dst”. Demikian bunyi peringatan pada iklan rokok dan bahkan ditulis di setiap pak bungkus rokok yang tentunya bermaksud mengingatkan para perokok akan resiko yang bakal didapatnya dengan merokok. Namun rupanya peringatan tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap para perokok apalagi perokok pemula yang masih remaja dan kelompok masyarakat miskin dan kurang mendapatkan pendidikan yang cukup. Ironis dan tragisnya, justru kelompok yang terakhir inilah (termasuk remaja) yang lebih banyak menghabiskan uangnya untuk rokok. Hal ini sangat boleh jadi disebabkan karena kesadaran terhadap kesehatan secara umum yang masih rendah.
Perkembangan ilmu biologi molekuler memang sangat pesat, dan masalah kloning pun bukan lagi menjadi sesuatu yang sulit. Kloning, pengertian sederhananya adalah cangkok. Jadi sebenarnya teknologi cloning untuk mendapatkan bitbit baru telah dapat dilakukan manusia sejak lama. Bahkan di kampung-kampungpun juga sudah pernah dilakukan, yaitu ketika orang membuat kombinasi tanaman singkong (penggabungan dua tanaman yang beda sifatnya untuk mendapatkan sifat-sifat yang baik di antara keduanya). Adapun kloning yang saat ini dikembangkan dalam bidang bioteknologi modern adalah pencangkokan atau penggabungan dua atau beberapa untai DNA atau bisa juga pemindahan satu set kromosom beserta inti sel ke sel yang lain. Yang terakhir ini banyak diaplikasikan untuk reproduksi dan selanjutnya disebut cloning reproduksi
Kanker kolon dapat mengenai baik pria ataupun wanita, dan konon akan lebih suka pada orang yang gemuk-gemuk. Berkembangnya kanker ini umumnya diawali dengan adanya alterasi (perubahan) pada gen APC (Adenopoliposis coli). Gene ini menyandi sebuah protein yang berfungsi sebagai tumor suppressor untuk mengatur pembelahan sel-sel epitel usus. Penderita kanker kolon yang menurun biasanya mempunyai perubahan pada gen APC ini. Namun demikian bukan berarti orang yang membawa sifat gen APC yang berubah itu akan terkena kanker kolon. Resiko memang relatif tinggi, tapi insya Allah masih bisa diatasi dengan cara pengaturan gaya hidup yang baik.