“Merokok dapat menyebabkan kanker …dst”. Demikian bunyi peringatan pada iklan rokok dan bahkan ditulis di setiap pak bungkus rokok yang tentunya bermaksud mengingatkan para perokok akan resiko yang bakal didapatnya dengan merokok. Namun rupanya peringatan tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap para perokok apalagi perokok pemula yang masih remaja dan kelompok masyarakat miskin dan kurang mendapatkan pendidikan yang cukup. Ironis dan tragisnya, justru kelompok yang terakhir inilah (termasuk remaja) yang lebih banyak menghabiskan uangnya untuk rokok. Hal ini sangat boleh jadi disebabkan karena kesadaran terhadap kesehatan secara umum yang masih rendah.
Merokok dan kanker memang sangat berhubungan. Di antara sekitar 4000 senyawa yang ada di dalam asap rokok, terdapat sekitar 100 senyawa yang bersifat pemicu timbulnya kanker (karsinogen), penyebab mutasi (mutagen), dan sebagian promotor tumor. Di antara senyawa pemicu kanker, golongan senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) adalah yang paling bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya dan berkembangnya kanker (selanjutnya disebut senyawa karsinogenik). Senyawa tersebut terjadi sebagai akibat dari pembakaran senyawa karbon pada umunya, termasuk material rokok dan akan terlepas bersama asap rokok dan tersedot masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. Jadi, baik yang merokok, maupun yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok (perokok pasif) sama-sama beresiko terkena zat karsinogenik tersebut dan beresiko terkena kanker.
Senyawa PAH (misalnya benzo(a)pirena dan dimetilbenz(a)antrazena) di dalam tubuh akan mengalami perubahan kimia (metabolisme) menjadi senyawa yang lebih reaktif. Senyawa reaktif tersebut selanjutnya akan bereaksi dengan senyawa-senyawa makromolekul di dalam sel, termasuk DNA sehingga membentuk ikatan kovalen yang sulit terlepas. Adanya ikatan kovalen ini akan mengganggu proses biokimiawi normal sel dan bahkan akan memicu adanya perubahan genetik (mutasi). Telah terbukti bahwa senyawa PAH dapat menyebabkan mutasi gen p53, gen yang penting dalam regulasi daur sel. Adanya mutasi tersebut dapat menyebabkan perubahan regulasi sel, misalnya sel yang semula tidak membelah akan terpacu untuk terus membelah. Keadaan sel yang demikian inilah yang dapat menimbulkan kanker, yakni perkembangan sel yang tidak terkontrol dan mengganggu lingkungannya.
Asap rokok dengan Senyawa PAH-nya, disamping dapat menyebabkan mutasi langsung pada DNA ternyata juga dapat memacu aktivasi faktor-faktor pemicu pembelahan sel, seperti NF-kB dan AP1. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kultur sel yang diekspose dengan asap rokok akan meningkatkan level NF-kB aktif dan memacu ekspresi protein cyclin D, protein yang sangat diperlukan untuk awal pembelahan sel. Dengan sifat yang demikian ini maka senyawa PAH juga akan dapat memicu perkembangan tumor lebih cepat lagi.
Di samping senyawa PAH, Nikotin dan 4-(methylnitrosoamino)-1-(3-pyridyl)-1-butanone (NNK) merupakan dua senyawa yang juga sangat potensial memicu pertumbuhan kanker. Nikotin dan NKK terbukti dapat memacu peningkatan proliferasi sel-sel tumor paru dengan mengaktivasi jalur NF-kB dan memacu ekspresi cycD. Nikotin bahkan dapat memicu terjadinya angiogenesis pada kanker payudara dengan mekanisme menyerupai VEGF (faktor angiogenesis endogen). Angiogenesis adalah peristiwa terbentuknya pembuluh darah baru akibat dari situasi stress dan oksigen deprivasi (pengurangan). Pembentukan pembuluh darah baru ini dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan nutrisi dan oksigen dari sel sehingga sel-sel tersebut akan tercukupi kebutuhannya untuk berkembang. Denngan kemapuan ini Nikotin sangat potensial untuk mempercepat perkembangan tumor. Keadaan ini tentu juga akan sangat berbahaya bagi sel-sel yang telah berpotensi menjadi kanker. Oleh karena itu asap rokok sangat berbahaya terhadap siapa saja, baik perokok aktif maupun pasif.
Sudah saatnya kita hentikan kebiasaan merokok di masyarakat kita.
Salam
Edy Meiyanto