CCRC kembali mengirimkan kandidatnya untuk melakukan riset 3 bulan di negeri sakura, tepatnya di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Ikoma-shi Japan. Kesempatan kali ini yang mendapatkan tantangan adalah Ulfatul husnaa yang akrab dikenal sebagai husnaa untuk panggilan Jepang dan ulfa untuk panggilan Indonesia.
Welcome to NAIST, Ikoma-Shi Japan 20 Agustus 2013
20 Agustus 2013
Hari ini adalah hari pertama bagi saya untuk memulai hari-hari selama 3 bulan di Jepang. Selama dua minggu adalah hari di mana saya harus menyesuaikan diri dan mempersiapkan untuk kinerja di laboratorium, tepatnya di Biological Sciences Laboratorium Kawaichi Sensei, untuk memastikan agar hari-hari saya di Lab lancar serta menyenangkan. Di Lab kawaichi sensei ada 1 mahasiswa Ph.d dari Indonesia namanya mb muthi. Beliau adalah alumni CCRC, yang sering membantu jika saya ada kesulitan teknikal di laboratorium.
Hari pertama, saya langsung mendapatkan meja komputer dan bench untuk kerja di Lab. Selain itu, saya juga di temani tutor “Okuda chan” untuk mengurus segala kebutuhan perijinan di student international affair dan urusan dormitory. Semuanya di atur dengan cepat dan lancar dalam sehari. Nilai plus saya acungkan di hari pertama, kesan yang indah. Kata teman-teman Indonesia di Jepang, di sana memang hal-hal administrasi atau perijinan yang urusannya beribet dan sulit sangat dipermudah dan tidak ribet, it’s nice.Saat ada mahasiswa yang baru bergabung dalam Lab mereka maka sudah menjadi tradisi jika mereka mengadakan welcome party dan juga party untuk perpisahan. Kebiasaan yang terkadang membuat bosan “bagi yang kurang suka dengan party (selain itu…mungkin harus sedikit merelakan merogoh koceng di katong)”.
Gb.1 Welcome party bersama teman master student (20.00 waktu Ikoma-shi Japan)
Bagi seorang muslim jangan terlalu khawatir dengan rutinitas kita untuk beribadah. Alhamdulillah di gedung tempat saya berkarya tersedia rest room yang nyaman dan sering di gunakan untuk sholat maupun berkumpul untuk saling berbagi sesama muslim Indonesia di sana. Awalnya, ruangan ini sebagaimana namanya “rest room” yaitu untuk istirahat bagi siapapun muslim atau non muslim, akan tetapi karena kebanyakan adalah orang Indonesia yang sering nongkrong di situ maka jadilah itu sebagai base camp nya muslim Indonesia, tapi teman Malaysia juga sering bergabung bersama. Tapi ada satu syarat yang wajib di jaga si penghuni ruangan adalah dengan menjaga kebersihan, jika dilanggar alamat akan di tarik kembali ruangan tersebut.
Gb. 2 Rest Room
September 2013
Di minggu-minggu awal berada di Jepang belum terlalu membuat saya sibuk dengan dunia Laboratorium dan ini membuat sedikit kebosanan muncul. Akan tetapi setelah mulai establish di dalam Lab dan mengetahui kesibukan yang harus di lakukan di dalam Lab maka akan membuat semangat mulai muncul. Hal yang paling menyenangkan selama berkarya di Lab adalah saat kamu sudah mulai terasah untuk bekerja dengan teknik yang kamu gunakan, kemudian tahu target akhir, dan akhirnya bisa mengatur jadwal dan memperhitungkannya. Hari-hari saya jika tidak ada hal yang harus saya kerjakan di Lab dan akhirnya saya habiskan waktu di sini.
Gb.3 Meja komputer yang menemani kebosanan
Ketika banyak waktu luang, saya lebih memilih untuk duduk di sini dari pada harus pulang ke dormitory. Seringkali saya meninggalkan Laptop saya yang super berat di atas meja hingga berminggu-minggu. Selama tinggal di Jepang tidak perlu khawatir untuk kehilangan barang berharga karena di sana kejujuran sangat di junjung tinggi. Saat rasa bosan muncul seringkali saya mencari teman yang bisa di ajak jalan ke luar, ya paling tidak ke Aeon (salah satu Mall 15 menit dari kampus menggunkan bus) sekaligus sekalian buat belanja persediaan selama minimal 1 minggu. Selain itu untuk mengasah bahasa Jepang kita maka jangan khawatir, mereka menyediakan kursus gratis untuk belajar bahasa Jepang 2 kali dalam seminggu. Selain agar menambah suasana baru sekaligus menambah teman juga terkadang ada jalan-jalan bareng gratis.
Atmosfer untuk belajar dan menjadi risetter di Jepang sangat-sangat mendukung. Berkarya di Lab saya katakan sangat kondusif, kenapa? Karena tempat kerja melakukan riset atau bench berdekatan dengan meja komputer dan ruangan sensei. Hal ini memudahkan bagi kita untuk lebih fokus dan efisien. Selain itu saya juga bisa full day berada di Lab dalam satu minggu penuh. Ingin tahu aksi saya di dalam Lab? setiap hari saya berkarya di sini.
Gb.4 Persiapan di ruang kultur sel
Gb.5 Pemeliharaan sel kultur di LAF
Gb. 6 Bench untuk riset student
Kebiasaan positif yang patut di contoh dari mereka adalah
- Selalu memisahkan sampah menjadi tiga bagian yaitu sampah tissue/kertas yang tidak terkena bahan Lab, sampah tissue yang terkena bahan Lab, dan sampah Lab.
- Kerja bakti di awal bulan membersihkan Lab mulai dari menyapu, mengepel dan membuang sampah
- Journal club, tetapi yang membuat sedih jika mereka menggunakan bahasa jepang dan akhirnya membuat saya menjadi rooming
- Mereka selalu belajar skill lab dari A-Z sehingga skill Lab benar-benar terasah, yaitu menjadi teknisi sekaligus risetter. Hal ini juga yang akan menuntut kemandirian kita.
Oktober 2013
Awalnya waktu terasa berjalan sangat lambat akan tetapi setelah sebulan berlalu dan pekerjaan Lab mulai banyak yang harus dikerjakan maka semuanya tersa cepat. Well, semuanya saya jalani dengan niat belajar karena saya harus mendapatkan banyak hal yang harus saya pelajari dari sini.
Di ruangan mulai ada kehidupan sekitar jam 09.00 pagi hingga bertahan sampai jam 23.00-01.00 dini hari. Kalau di dalam bench, biasanya teman-teman Jepang mulai beraktivitas sekitar jam 13.00. Berhubung teman-teman saya adalah master student jadi mereka masih jarang masuk bench dan seringkali tidak sampai larut malam berada di bench, kira-kira hanya sampai sekitar jam 21.00.
Etos kerja di Jepang memang patut di acungi jempol tapi semuanya memang pasti ada positif dan negatifnya. Menurut saya kalau mau mengasah skill sebagai seorang risetter terutama saat kamu masih menempuh master, maka Jepang adalah pilihan dan tantangan yang sangat bagus. Akan tetapi kata orang bule, dunia tidak hanya di dalam Lab, kamu mesti berkarya di luar dan melihat kesempatan di luar. So, jika kamu tipe orang yang free dan ingin mendapatkan pengalaman tidak hanya di dalam Lab maka Negara Eropa, Amerika atau Australia atau barat manalah mungkin akan lebih cocok buat kamu.
20 November 2013
Waktu kembali ke Indonesia semakin dekat dan tepatnya saya akan kembali terbang ke Indonesia pada 20 November 2013. Antara senang dan sedih, senang akan berada di sekitar orang-orang seiman dan serumpun dan sedih karena harus meninggalkan suasanya Lab dan lingkungan dengan sistemnya yang teratur.
Sehari sebelum kepulangan, semua warga 1 Lab mulai dari Kawaichi sensei, Matsuda sensei, Oka sensei, Kitagawa sensei dan teman-teman master student, Ph.d student yang ada di Lab berkumpul party bersama untuk kepulangan saya. Mereka sangat tolerant untuk menu yang disajikan sehingga hanya tersaji makanan non-meat.
Satu lagi kebiasaan yang positif juga sebenarnya, untuk selalu memberikan giving atau kenang-kenangan bagi mereka. Untuk memberikan kenang-kenangan haruslah dibungkus dengan rapi dengan pembungkus yang bagus karena mereka sangat memperhitungkan nilai estetika termasuk hanya sekedar bungkus, ya mungkin ini akan memberikan kesan yang lebih bagus meskipun hanya hal sepele sekedar bungus.
Dan akhirnya pukul 07.00, 20 November 2013 saya berada di perjalanan menuju bandara Kansai untuk terbang kembali ke Indonesia. Sampailah saya di Yogyakarta pukul 20.00 WIB.
By. Ulfatul husnaa