Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Pola hidup dan riwayat keluarga menjadi factor pemicu pada tercetusnya penyakit kanker. Wanita khususnya, yang nantinya menjadi tonggak peradaban namun sampai saat ini dihadapkan dengan kasus kanker yang beraneka ragam. Salah satu jenis kanker yang menduduki peringkat pertama tingkat kasus kejadiannya pada Wanita adalah kanker payudara. Jumlah insidensi kanker payudara di Indonesia mencapai 25.208 penderita per 100.000 jiwa dan sebanyak 43% penderita mengalami kematian (Green and Riana, 2008). Biasanya tingginya kasus kematian pada kanker payudara disebabkan karena terlambatnya penanganan sehingga, sel kanker telah menyebar ke jaringan lain. Penyebaran sel kanker ke jaringan lain dapat memicu tumbuhnya sel kanker baru di bagian tubuh lain. oleh karena itu, melihat kasus yang begitu urgent untuk diselesaikan tiga mahasiswa dari fakultas farmasi UGM yakni Lodyta Nawang Tika, Layung Sekar Sih Wikanthi dan Shofa An-nur mempunyai ketertarikan dalam bidang penelitian kanker. Didukung oleh CCRC (cancer chemoprevention research center) fakultas farmasi UGM yang mengembangkan agen herbal sebagai solusi pencegahan, ketiga mahasiswa tersebut mengembangkan jamur tiram sebagai agen antipenyebaran sel kanker.
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, salah satu jenisnya adalah jamur tiram. Jamur tiram dengan nama latin Pleoratus ostreatus merupakan salah satu jenis jamur yang mudah dibudidayakan, disamping itu pula jamur ini dapat dimakan bahkan menjadi menu andalan dibeberapa kedai makanan. Selain rasanya yang enak, ternyata jamur tiram mempunyai khasiat sebagai antikanker. Kanker payudara mengalami beberapa fase dalam perkembangannya. Salah satunya ialah fase metastasis yang mana sel kanker berpindah dari jaringan asalnya di payudara menuju jaringan tubuh yang lain, berkembang dan tumbuh menjadi massa tumor baru. Fase metastasis ini diatur oleh beberapa hal dalam tubuh, salah satunya adalah ekspresi protein MMP yang berlebih. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, jamur tiram mampu menghambat pertumbuhan yang terus menerus dari sel kanker dan pembentukan pembuluh darah baru pada penyakit kanker. Sehingga, jamur tiram mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai antimetastasis melalui penurunan ekspresi protein MMP-9 dan MMP-2 .
Penelitian ini berjalan selama empat bulan melalui banyak proses dan tahapan. Diantaranya adalah pengambilan sampel jamur tiram, ekstraksi untuk mendapatkan senyawa yang dituju, pengujian aktivitas senyawa terhadap sel kanker payudara metastasik melalui metode sitotoksik, penghambatan migrasi sel kanker melalui metode Scratch, dan tingginya jumlah protein penanda metastasis kanker payudara melalui Gelatin Zymograph. Kedepannya, jamur tiram dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih aplikatif dalam upaya pencegahan atau perawatan pasien kanker payudara. Ekstrak Jamur tiram dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasetis dan nutrasetical seperti kapsul ekstrak jamur tiram.
Tim penyusun
Lodyta Nawang Tika (FARMASI UGM 2013)
Layung Sekar Sih Wikanthi (FARMASI UGM 2012)
Shofa An-nur (FARMASI UGM 2014)