Kanker kolon dapat mengenai baik pria ataupun wanita, dan konon akan lebih suka pada orang yang gemuk-gemuk. Berkembangnya kanker ini umumnya diawali dengan adanya alterasi (perubahan) pada gen APC (Adenopoliposis coli). Gene ini menyandi sebuah protein yang berfungsi sebagai tumor suppressor untuk mengatur pembelahan sel-sel epitel usus. Penderita kanker kolon yang menurun biasanya mempunyai perubahan pada gen APC ini. Namun demikian bukan berarti orang yang membawa sifat gen APC yang berubah itu akan terkena kanker kolon. Resiko memang relatif tinggi, tapi insya Allah masih bisa diatasi dengan cara pengaturan gaya hidup yang baik.
Sebaliknya, orang yang tidak membawa sifat perubahan gen APC tersebut bukan tidak mungkin terkena kanker ini, karena makanan-manakan yang masuk ke perut kita itu seringkali mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan perubahan gen tersebut hingga menjadi tidak normal. Apabila ini terjadi dan ditambah lagi dengan gaya makanan yang kurang baik maka perkembangan kanker usus ini bisa tidak terhindarkan lagi.
Kunyit banyak digunakan sebagai bumbu masak, pewarna makanan atau obat; memiliki kandungan bahan yang banyak manfaatnya. Kandungan utamanya adalah senyawa kurkumin. Kurkumin dalam pengujian di laboratorium terbukti memiliki banyak kemanfaatan, misalnya sebagai zat anti-kolesterol, anti-infeksi, anti-osteoporosis (keropos tulang), anti-inflamasi (anti-rematik) , anti oksidan dan juga antikanker.
Beberapa penelitian lapangan (epidemiologi) menunjukkan bahwa orang yang biasa mengkonsumsi kunyit akan memiliki resiko rendah untuk terserang kanker usus dibanding dengan orang yang jarang mengkonsumsi, meskipun orang tersebut membawa keturunan perubahan gen APC. Penelitian di Laboratoriumpun menujukkan bahwa kurkumin dapat menghambat pertumbuhan kanker usus melalui banyak cara. Misalnya mengahambat ekspresi gen yang memacu pertumbuhan tumor, memacu gen yang membuat sel berhenti membelah (arrested cells), dan memacu program apoptosis sel sehingga sel-sel kanker akan cepat mati.
Selain kurkumin, bahan-bahan makanan lain yang dapat mengurangi resiko terkena kanker usus adalah sayuran yang banyak mengandung senyawa-senyawa polifenol (misalnya dari jenis flavonoid) yang bermanfaat sebagai antioksidan dan seringkali juga berperan sebagai fito-estrogen (senyawa dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen. Estrogen ikut berperan pada perkembangan sel. Senyawa fitoestrogen dapat berperan sebagai pengganti estrogen (estrogenic), tetapi dalam banyak kasus juga mampu menghambat perkembangan sel melalui penghambatan jalur MAP-kinase. Makanan berserat juga sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko kanker kolon karena dapat membantu mempercepat pencernaan sehingga mempercepat pengosongan perut. Orang-orang gemuk memiliki resiko yang tinggi terkena kanker ini karena diduga lamanya makanan berada di perut (usus) sehingga membuat bahan-bahan makanan tersebut bertindak sebagai pemacu pertumbuhan sel tumor atau berperan sebagai agen karsinogen (bahan yang dapat memicu tumbuhnya kanker) atau tumor promotor.
Makanan yang banyak berlemak juga kurang baik karena dapat memacu ekspresi dan aktivitas beberapa onkogen (gen yang memacu pertumbuhan sel). Bahkan metabolit asam lemak yang berupa prostaglandin dapat memacu penyebaran sel kanker (metastasis) . Hal ini dapat dicegah dengan diet kurkumin (kunyit), karena kurkumin mempunyai aktivitas yang berkebalikan dengan rpostaglandin dalam pengaturan perkembangan sel.
(dari berbagai suber)
Edy Meiyanto