Universitas Gadjah Mada Cancer Chemoprevention Research Center
Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang
    • PROFIL CCRC
    • STRUKTUR ORGANISASI
  • ARTIKEL
  • PUBLIKASI
  • PROTOKOL
    • Protokol Uji In Vitro
    • Protokol Uji In Vivo
    • Protokol Uji In Silico
  • JOURNAL CLUB
  • ENSIKLOPEDIA
    • ENSIKLOPEDIA KANKER
    • ENSIKLOPEDIA TANAMAN ANTIKANKER
    • ENSIKLOPEDIA AGEN KEMOTERAPI
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
  • Beranda
  • ENSIKLOPEDIA
  • ENSIKLOPEDIA TANAMAN ANTIKANKER
  • M
  • Mimba (Azadirachta indica Juss.)

Mimba (Azadirachta indica Juss.)

  • 24 Juli 2008, 08.36
  • Oleh: admin
  • 0

Daun mimba (Azadirachta indica Juss.)

1. Nama Tumbuhan

Nama daerah: Imba, Mimba (Jawa); Membha, Mempheuh (Madura); Intaran, Mimba (Bali)
Nama asing: Margosier, Margosatree, Neem tree (Inggris/Belanda) (Heyne, 1987).

Nama ilmiah: Azadirachta indica Juss.

2. Klasifikasi Tumbuhan

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetaleae
Bangsa : Rutales
Suku : Meliaceae
Marga : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica Juss. (Tjitrosoepomo, 1996)

3. Uraian Tumbuhan

Merupakan pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar (Heyne, 1987).

Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm (Backer dan Van der Brink, 1965).

Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan lainnya.

4. Habitat dan Penyebaran

Tumbuhan liar di hutan dan di tempat lain yang tanahnya agak tandus, ada juga yang ditanam orang ditepi-tepi jalan sebagai pohon perindang (Mardisiswodjo, 1985). Banyak terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Madura 1-300 meter. Umumnya di tempat yang sangat kering, di pinggir jalan, pada hutan yang terbuka (Backer dan Van der Brink, 1965).

5. Kandungan kimia dan Kegunaan
Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker (Duke, 1992). Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin (Neem Foundation, 1997).

Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut “the village pharmacy”, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun mimba juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral (Narula, 1997).
Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India. Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria (Heyne, 1987).

7. Penelitian Mekanisme Antikanker

Daftar pustaka

Duke, 1992


Heyne, 1987

Narula, 1997

Neem Foundation, 1997

Tjitrosoepomo, 1996

Backer dan Van der Brink, 1965, Flora of Java,

Kontributor:

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Video

Universitas Gadjah Mada

 

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC)
Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sekip Utara Yogyakarta
Email : ccrcfarmasiugm@gmail.com; ccrc@ugm.ac.id
Telp : (0274) 6492662
Hp : 081802602749

Video

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju