PIMFI (Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia) merupakan acara 2 tahunan yang diadakan oleh ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia). Pada tahun 2013 ini, PIMFI diadakan di Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat. Acara ini berlangsung dari tanggal 30 Agustus hingga 5 September 2013. Adapun rangkaian acara PIMFI 2013 terdiri dari berbagai macam kegiatan perlombaan dan juga seminar internasional. Perlombaan yang diadakan antara lain Lomba Karya Tulis Mahasiswa Farmasi (LKTMF), Debat Kefarmasian, Patient Conseling Event (PCE) dan juga Herbarium.
Fakultas Farmasi UGM (FA UGM) merupakan salah satu peserta PIMFI 2013. Di setiap perlombaan PIMFI 2013, FA UGM mengirimkan perwakilannya. Salah satu perlombaan yang diikuti adalah LKTMF. Sebelum berangkat ke Pontianak, peserta LKTMF diwajibkan untuk mengirimkan karya tulisnya dalam bentuk hardcopy dan softcopy 2 bulan sebelum acara PIMFI 2013 diselenggarakan.
Dari seluruh peserta yang mengirimkan, hanya diambil 8 besar peserta yang diundang untuk mempresentasikan karya tulisnya dihadapan dewan juri untuk menentukan juara 1, 2, dan 3. Dua kelompok LKTMF FA UGM berhasil masuk kebabak 8 besar. Selain mempresentasikan karya tulisnya, finalis LKTMF juga membawakan prototype karya tulis dan diberikan beberapa pertanyaan dari dewan juri. Salah satu judul karya tulis yang berhasil masuk ke babak 8 besar adalah “SMEDDS EKJP: Self-Micro Emulsifying Drug Delivery System Ekstrak Kulit Jeruk Purut sebagai Inovasi Ko-kemoterapi Doxorubicin Berbasis Fitofarmaka”. Judul karya tulis tersebut ditulis oleh Prisnu Tirtanirmala, Rahmawaty Rachmady dan Nindi Wulandari. Adapun uraian singkat dari karya tulis tersebut adalah doxorubicin merupakan salah satu agen kemoterapi yang banyak digunakan oleh para pasien kanker. Namun dalam penggunaannya, doxorubicin dapat menimbulkan beberapa efek samping, diantaranya hepatotoksik, kardiotoksik dan dapat menurunkan sistem imun tubuh. Ekstrak kulit jeruk purut (EKJP) yang mengandung beberapa senyawa flavonoid telah diteliti dapat menekan timbulnya efek samping tersebut pada hewan uji. Namun, senyawa flavonoid dilaporkan mempunyai kelarutan di air yang rendah sehingga permeabilitas terhadap intestin juga rendah. Maka dari itu diperlukan sebuah formulasi yang dapat meningkatkan bioavailabilitas EKJP. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan memformulasikannya ke dalam bentuk sediaan SMEDDS karena SMEDDS merupakan sistem penghantaran obat yang modern dimana obat dapat dihantarkan secara self-emulsifying sehingga dapat memperbaiki bioavailabilitas obat yang lipofilik. Karya tulis terebut berhasil meraih juara 2 pada LKTMF PIMFI 2013. Semoga prestasi ini semakin memotivasi anggota CCRC lain untuk terus berkarya.