Universitas Gadjah Mada Cancer Chemoprevention Research Center
Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang
    • PROFIL CCRC
    • STRUKTUR ORGANISASI
  • ARTIKEL
  • PUBLIKASI
  • PROTOKOL
    • Protokol Uji In Vitro
    • Protokol Uji In Vivo
    • Protokol Uji In Silico
  • JOURNAL CLUB
  • ENSIKLOPEDIA
    • ENSIKLOPEDIA KANKER
    • ENSIKLOPEDIA TANAMAN ANTIKANKER
    • ENSIKLOPEDIA AGEN KEMOTERAPI
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
  • Beranda
  • ENSIKLOPEDIA
  • ENSIKLOPEDIA TANAMAN ANTIKANKER
  • C
  • Cakar Ayam (Selaginella doederleinii)

Cakar Ayam (Selaginella doederleinii)

  • 5 Maret 2008, 01.12
  • Oleh: admin
  • 0

cakar-ayam.jpg

1. Nama tumbuhan

Nama daerah: Rumput solo, Cemara kipas Gunung (Dalimartha, 1999).

2. Klasifikasi Tumbuhan

Divisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Bangsa : Selaginellales
Suku : Selaginellaceae
Marga : Selaginella
Jenis : Selaginella doederleinii Hieron (Hutapea, 1999).

3. Morfologi tumbuhan
Batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai ke percabangannya yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya (Dalimartha, 1999). Cakar Ayam mempunyai habitus terna, merayap, sedikit tegak. Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora 28 berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).

4. Habitat Penyebaran
S. doederleinii Hieron. tumbuh liar di tepi-tepi sungai, batu-batuan basah dan di dinding tebing yang basah, dari ketinggian 400-750 meter diatas permukaan laut (Hutapea, 1999).

5. Kandungan kimia dan Kegunaan
Tanaman S. doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung alkaloid, saponin dan phytosterol (Dalimarta, 1999). Ekstrak etanolik Selaginella doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung lima komponen lignans yaitu (-)-lirioresinol A, (-)-lirioresinol B, (+)-wikstromol, (-)-nortracheloside, (+)- matairesinol. Selain itu juga mengandung dua komponen fenilpropanon yaitu 3-hidroksi-1-(3-metoksi-4-hidroksifenil)-propan-1-on, 3-hydroksi-1-(3,5-dimetoksi-4hidroksifenil)-propan-1-on dan empat biflavonoid yaitu amentoflavone, 7,7”-di-O-metilamentoflavone,7,4′,7”,4”’-tetra ometilamentoflavone, dan heveaflavone (Lin et al., 1994).

Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan panas dan lembab, melancarkan aliran darah, antitoksik, antineoplasma, penghenti pendarahan (hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu Selaginella doederleinii Hieron juga berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang paru, hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, pendarahan dan kanker (Dalimarta, 1999).

6. Penelitian Antikanker
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa Selaginella doederleinii Hieron. dapat menghambat sarkoma dan kanker serviks pada tikus dan sel L yang diisolasi dari kanker hati manusia (Dalimarta, 1999). Pada penelitian lain disebutkan bahwa Selaginella doederleinii bersifat sitotoksik terhadap sel murine (Lin et al., 1994). Selain itu, Selaginella doederleinii dilaporkan mempunyai aktivitas antimutagenik terhadap salmonella terinduksi karsinogen benzo[a]pyren (Lee & Lin, 1988). Widodo (2006) melaporkan bahwa ekstrak kloroform dan metanol S. doederleinii bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan nilai LC50 sebesar 216,32 ± 39,63 µg/ml untuk ekstrak kloroform dan 223,34 ± 19,64 µg/ml untuk ekstrak metanol. Nurwaini (2006) juga melaporkan bahwa ekstrak kloroform, etanol dan etil asetat S. doederleinii mempunyai potensi sebagai antiradikal dengan nilai IC50 sebesar 51,24 µg/ml untuk ekstrak etil asetat, 95,26 µg/ml untuk ekstrak etanol dan 135,75 µg/ml untuk ekstrak kloroform.

Daftar pustaka

Dalimartha, S, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Hutapea, J.R., 1999, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Lin., Skaltsounis., Seguin., Tillequin., & Koch, 1994, Phenolic Constituents of Selaginella doederleinii, Planta Medica, 60(2), 168-170.

Lee, H & Lin, J Y, 1988, Antimutagenic activity of extracts from anticancer drugs in Chinese medicine, Mutat-Res, 204(2), 229-34.

Nurwaini, S, 2006, Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Herba Cakar Ayam (Selaginella doederlinii Hieron.) Penyari Kloroform, Etil asetat, Dan Etanol Berkesinambungan Dengan Pereaksi DPPH Dibandingkan Vitamin E dan Dikonfirmasikan Kadar Fenol Totalnya Dengan Pereaksi Folin-Ciocalteu Secara Spektrofotometri Sinar Tampak, Skripsi, Fakultas Farmasi UMS, Surakarta.

Widodo, E, 2006, Uji Toksisitas Ekstrak Kloroform Dan Ekstrak Methanol Herba Cakar Ayam (Selaginella doederlinii Hieron.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dan Profil Kromatografi Lapis Tipis, Skripsi, Fakultas Farmasi UMS, Surakarta.

Kontributor : Siska Andrina Kusumastuti dan Endang Sulistyorini

 

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Video

Universitas Gadjah Mada

 

Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC)
Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sekip Utara Yogyakarta
Email : ccrcfarmasiugm@gmail.com; ccrc@ugm.ac.id
Telp : (0274) 6492662
Hp : 081802602749

Video

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju