Mungsi Arab (Artemisia vulgaris L)
1.Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Artemisia
Spesies : Artemisia vulgaris L.
Nama lain : baru cina, mungsi arab
2.Morfologi tanaman
Batang : Setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut.
Daun : Berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling.
Bunga : Bunga majemuk, kecil-kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai.
3.Habitat dan penyebaran
Berasal dari Cina, terdapat sampai 3000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini menyenangi tanah yang cukup lembab dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. Jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat.
4.Kandungan kimia
Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, Terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol). Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alcohol, dan ridentin. Daun mengandung skopoletin dan isoskopoletin.
5.Kegunaan dan khasiat
Sebagai obat untuk mengatasi sakit haid, keguguran, disentri, keputihan, susah punya anak, muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan.
6. Penelitian Mekanisme Antikanker
Dihydroartemisinin (DHA) menginduksi caspase-3-dependent apoptosis pada sel kanker paru manusia, adenocarcinoma ASTC-a-1 cells. Turunan Artemisin menunjukkan aktivitas inhibisi pertumbuhan sel kanker manusia, seperti sel leukemia, sel fibrosarkoma, sel ovarian, sel kanker payudara dan sel kanker serviks. Terlebih, Jiao Y et al (2007) juga mendemonstrasikan bahwa DHA merupakan agen poten yang paling efektif dalam menginhibisi pertumbuhan sel kanker ovarium dibandingkan terhadap artemisinin, artesunate, arteether, artemether dan arteannuin (Lu YY, et al., 2009).
Kontributor : Muhammad Iqbal, Endang Sulistyorini S.P dan Rina Maryani